Tuesday, June 19, 2007

Lebih Dahsyat Dari Berzina...


Pada suatu senja yang lenggang, terlihat
seorang wanita berjalan
terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba
hitam menandakan bahwa ia berada dalam
duka cita yang mencekam. Kerudungnya
menangkup rapat hampir seluruh wajahnya.
Tanpa rias muka atau perhiasan menempel
di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan
yang ramping dan roman mukanya yang ayu,
tidak dapat menghapus kesan kepedihan
yang tengah meruyak hidupnya. Ia
melangkah terseret-seret mendekati
kediaman rumah Nabi Musa a.s.

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil
mengucapkan salam. Maka terdengarlah
ucapan dari dalam "Silakan masuk".
Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk
sambil kepalanya terus merunduk. Air
matanya berderai tatkala ia berkata,
"Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya,
Doakan saya agar Tuhan berkenan
mengampuni dosa keji saya." "Apakah
dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi
Musa as terkejut. "Saya takut
mengatakannya." jawab wanita cantik.
"Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak
Nabi Musa. Maka perempuan itupun
terpatah bercerita, "Saya ......telah
berzina." Kepala Nabi Musa terangkat,
hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, "Dari
perzinaan itu saya pun......lantas
hamil. Setelah anak itu lahir, langsung
saya....... cekik lehernya sampai......
tewas", ucap wanita itu seraya menagis
sejadi-jadinya. Nabi musaberapi-api
matanya. Dengan muka berang ia
menghardik," Perempuan bejad, enyah kamu
dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh
ke dalam rumahku karena perbuatanmu.
Pergi!"...teriak Nabi Musa sambil
memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berewajah ayu dengan hati
bagaikan kaca membentur batu, hancur
luluh segera bangkit dan melangkah
surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari
dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya
amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana
lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu
mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya.
Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya,
bagaimana pula manusia lain bakal
menerimanya? Terbayang olehnya betapa
besar dosanya, betapa jahat
perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa
sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun
mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin
Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau
menolak seorang wanita yang hendak
bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau
tahu dosa yang lebih besar daripadanya?"
Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang
lebih besar dari kekejian wanita pezina
dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan
penuh rasa ingin tahu bertanya kepada
Jibril.

"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari
pada perempuan yang nista itu?" "Ada!"
jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah
itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang
yang meninggalkan sholat dengan sengaja
dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya
lebih besar dari pada seribu kali
berzina".

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa
kemudian memanggil wanita tadi untuk
menghadap kembali kepadanya. Ia
mengangkat tangan dengan khusuk untuk
memohonkan ampunan kepada Allah untuk
perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang
meninggalkan sembahyang dengan sengaja
dan tanpa penyesalan adalah sama saja
seperti berpendapat bahwa sembahyang itu
tidak wajib dan tidak perlu atas
dirinya. Berarti ia seakan-akan
menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan
seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya
hak untuk mengatur dan memerintah
hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat
dan menyesali dosanya dengan
sungguh-sungguh berarti masih mempunyai
iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu
berada di jalan ketaatan kepada-Nya.
Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima
kedatangannya.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH
> Abdurrahman Arroisy) Dalam hadist Nabi
SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan
sholat lebih besar dosanya dibanding
dengan orang yang membakar 70 buah
Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan
bersetubuh dengan ibunya di dalam
Ka'bah.

wassalam

No comments: