Wednesday, April 25, 2007

Akhirnyaa

setelah menunggu lama gara - gara ngedonlot bahan kuliah dan akhirnya malah curhat di blog sendiri, akhirnya selesai juga. Doain ujian PSD aku bagus kayak ujian pertama. ganbatte !!! (jadi inget aya-chan, jadi pengen ke jpang buat kuliah lagi, nanti deh kalo punya duit)

Monday, April 23, 2007

hatiku sedikit gamang, bagaimana tidak, kala fikiran saya benar - benar memaki - maki ujian nasional yang penuh dengan kecurangan, namun sebuah fakta ironis terjadi. saudara saya menjadi bagian dari kecurangan tersebut.
aku : gimana uan nya? bisa ga? orang ga pernah belajar mah kagak bakal bisa..
dia : sante aja, ada tim suksesnya!!
aku : maksudnya ?
dia : tinggal sms aja gurunya, ntar dikasih. tapi sialan tuh tpi. kan ada yang namanya tim pengawas independen dari tpi. nah temen aku ada yang keliatan lagi main - mainin hp pas ujian. kan hp harus dimatiin pas ujian. dia disorot pake kamera

aku diam, aku hanyut dalam distorsi idealisme dan realitas. aku tahu bahwa aku memang tak pernah mengalami keadaan seperti ini. keadaan orang - orang yang takut tidak lulus saat ujian nasional. but, my close relative was a part of broken system.

hari itu benar - benar menjadi pembelajaran bagiku. kita ga bisa selamanya fokus pada sistem. sistem yang mengatur orang banyak. yang harus menjadi fokus adalah orang - orangnya. sebagus apapun sistem, bagi orang yang memiliki kesempatan apalagi kekuasaan, akan sangat mudah tidak mematuhinya. jika orang yang menjadi fokus, niscaya interpersonal relationship harus manjdi tonggaknya. dimulai dari lingkungan terkecil menuju negara.

dan saya harus mulai melihat lebih banyak ke aspek manusia, daripada ke aspek sistem. hal ini semakin kuat kala saya membaca berita tentang mengamuknya germo dan mucikari saritem serta polisi syariah di aceh yang melakukan zina. germo dan mucikari mengamuk karena saritem ditutup, tapi karena mereka punya power mereka melawan sistem. bayangkan kalo mereka bisa mendapat pekerjaan lain yang halal dan menyejahterakan, niscaya mereka akan meninggalkan perbuatan haram itu. begitu juga kasus polisi syariah yang berzina. hal itu menjadi sebuah kritik bagi gerakan dakwah yang langsung memperjuangkan khilafah dan sistem islam secara top down, dengan langsung merubah sistem tanpa sebuah tahapan panjang mengkondisikan umatnya terlebih dahulu. sistem islam yang sempurna akan cacat dalam segi implementasi saat akhlak umatnya hancur. bukankah yang Rasulullah itu diutus untuk menyempurnakan akhlak ? bukan untuk mendirikan khilafah ? mari kita sama - sama introspeksi diri

Monday, April 16, 2007


aku berdiri di sini
di tanah ibu pertiwi
dan kusadari betapa elok disekitarku
keelokan ini terasa begitu mengiris hatiku

betapa tidak
lihat orang - orang yang menggadaikan tanah ibu
untuk dieksploitasi dan diambil manfaatnya
bukan untuk anak - anak ibu bumi
tapi untuk sangkuni - sangkuni pertiwi
yang menggerogoti satu - persatu sendi kehidupan hingga nyaris mati

aku tidak rela
bila ibu semakin sakit oleh mereka
dan sekali - kali aku tak akan pernah rela
bila mereka terus menari - nari diatas bumi ini
ibu........
aku ingin membuatmu tersenyum
melihat hidupku

Allah ilahku
izinkan dalam waktu singkat hidupku
aku ingin menghadiahkan karya untuk ibu
walaupun hanya sebuah
semoga ini memberi arti bagi ribuan nyawa yang tidur di haribaan pertiwi
dan izinkan pula aku tidur bersama mereka
dalam kebahagian hakiki
karena Engkau telah membenarkan tindakanku..


Sunday, April 15, 2007

I Need Partner..........

fuihhh...kejadian kembali berulang. praktikum mesin - mesin elektrik emang bikin keki, bukan ama perlaksanaannya, tes awalnya (ada kontribusi bikin keki sih, tapi dikit), bukan pula asistennya. masalahnya walaupun kita berempat, tapi saya merasa kehilangan partner. bayangin aja, masa selama tes awal yang mikir plus yang ngejawab pertanyaan asisten didominasi saya ? artinya khan, yang lain dateng praktikum dengan persiapan minim bahkan cuma bawa diri doang..entah gimana ngomongnya, tapi semoga mereka sadar I am not a Superman, but with u all guys, we can be SUPERTEAM. sadarkah kalian, betapa pusingnya diriku tadi menjawab pertanyaan asisten, sedangkan kala kutanya kalian, kalian cuma bilang 'aku nggak ngerti bib...' dengan pandangan memelas. jujur, sebenarnya aku juga ga terlalu paham, tapi AKU INGIN NGERTI, maka aku belajar. plisss....tolong aku.
toh kalaupun kalian musti belajar, itu bukan buatku, buat kalian juga, masa depan kalian. aku yakin kalau kalian mau aja keluar dari zona nyaman kalian misalnya tidur diatas 5 jam sehari, nonton dorama, atau maen game, kalian bakal bisa belajar dengan baik kok. masa depan kalian toh ditentukan dari sekarang bro, apa yang lo tunjukin, nunjukin sejauh mana etos kerja lo, adversity quotient lo, KARAKTER lo.
huhhhh.........legaaa
mungkin gw ga enak kalo ngomong gini di didepan lo pada, tapi gw yakin lo ngerti gimana perasaan gw kerja bareng lo semua. ini cuma praktikum bro...di depan banyak ladang kerja dan kontribusi yang didalemnya kita kudu kerja bareng. NGEBANGUN INDONESIA

Friday, April 13, 2007

Marah....fuhhh...beda ternyata

kemarin tuh hari yang cukup memberi pembelajaran bagus tentang marah. biasanya nih kalo saya marah saya suka ga nyadar esensi marah saya tuh bener ga. nah kemarin, akhirnya pembelajaran itu datang melalui dua orang wanita di dua tempat yang berbeda
case 1
kejadiannya di kelas, saya telat masuk kelas setangah jam gara - gara ada praktikum. kan ga nyambung tuh ama penjelasan yang diberi si bapak. setelah dipikir-pikir akhirnya kudapati apa sebenernya maksud si bapak ampe berbusa - busa di depan kelas (ini berlebih - lebihan). tapi gara - gara sibuk mikir buat memahami apa sebenarnya yang tertulis di papan tulis, saya jadi lupa nulis. walhasil, saya harus minjem catetan. berhubung yang paling rajin sekelas tu wanita, ya udah saya minta pinjem buat dicopy. setelah melalui tari ulur dan sedikit loby - loby politik, akhirnya saya bisa minjem deh ntar abis kuliah.
pas kuliah berakhir, dia tiba - tiba pergi. langsung aja saya panggil, eh dengan jutek plus marah dia bilang "Entar, mau nanya bapak dulu !!" sambil manyun.
beteeee......kalo bukan wanita, udah saya pintes kali, apa salahnya mbok ya bicara yang halus. Alhamdulillah saya bisa menjaga emosi, jadi cuman nyengir kuda dengan ati dongkol...
case 2
terjadi di kompleks masjid salman, di sekretariat salah satu unit salman. seorang wanita tiba - tiba bertanya, apakah diantara kami ada yang tahu kasus kekerasan guna dijadikan penelitian olehnya. langsung saya jawab, kenapa ga ngambil kasus pemukulan terhadap mantan presiden mahasiswa aja. eh...pendapat saya ditimpali ama temen saya. dia bilang itu sih biasa, cuma karena yang dipukul tuh artis aja, jadi ter-blow up. karena sejak dulu - dulu juga udah terjadi kayak pas OSPEK ato apalah. saya mah cuma ketawa aja, dasar...cuman itu kata yang terlintas di ati saya ngedenger dia bicara kayak gitu
eh..tak dinyana, tiba - tiba nada suara wanita itu meninggi, "apanya yang biasa, kalo nganggep kayak gitu biasa, akan jadi kayak apa kita ?!!!"
saya melongo, sosok yang keliatan kalem dan tegas itu tiba - tiba meledak. ho..ho..ho.. I see, ternyata bisa jadi hal itu adalah hal yang prinsipil buat dia, idealis bangeeet...
saya pergi aja, sementara dia masih nyerewetin temen saya yang cuman bisa diem...
yang saya salut, biasanya kalo wanita tuh misalnya udah marah langsung jadi sensi - sensi ga jelas, tapi ini ga terjadi dengan dia
di luar, dia nanyain lagi tentang gimana sebenernya kasusnya, dan perkembangannya seperti apa, dengan nada suara datar, tegas, kalem, kayak ga terjadi apa - apa barusan. bagus juga cara ngeredain emosinya pikirku setelah aku meninggalkan tempat itu.

kesimpulan
dari dua kasus diatas, kita tau kalo alasan mengapa harus marah setiap orang berbeda. yang pertama bisa jadi nafsu yang menguasai, yang kedua, saya lihat idealisme dan prinsip yang menyetir marah itu.
perbedaan selanjutnya, kalo marahnya punya alasan kuat bukan karena emosi, biasanya akan cepet reda, sebab logika yang berperan disana.
yang ketiga..terserah anda...
so...pikirkan kembali apakah marah anda memiliki alasan yang kuat ? !!!
Sajak oleh
Asy Syahid Sayyid Qutb
Sebelum Syahid di tali gantung
----------------------------------------------------------------------

Sahabat,
Andainya kematian kau tangisi
Pusara kau siram dengan air matamu
Maka di atas tulang belulangku yang sudah luluh
Nyalakanlah obor untuk umat ini
Dan ...
Lanjutkanlah gerak merebut kemenangan

Sahabat,
Kematianku hanyalah suatu perjalanan
Memenuhi panggilan kekasih yang merindu
Taman-taman indah di syurga Allah
Terhampar menanti
Burung burungnya berpesta menyambutku
Dan berbahagilah hidupku disana

Sahabat,
Puaka kegelapan pasti kan lebur
Fajar kan menyingsing
Dan alam ini kan disinari cahaya lagi
Relakanlah rohku terbang menjelang rindunya
Jangan gentar berkelana ke alam abadi
Disana ... cahaya fajar memancar

Al-Maghfurulahy Al-'Arif Billah
Asy-Syahid Sayyaid Ibnu Qutb Ibrahim
Isnin 13 Jumadil Awal 1386
Kebiasaan yang aneh

ada kebiasaan aneh yang tiba - tiba menjangkiti anak itb khususnya angkatan diriku. kalo mau uts, bukannya pada belajar, tapi pada online nyari jawaban textbook di internet termasuk diriku saat ini. abis, di semester ini, soal - soal ujian tuh biasanya keluar dari soal - soal textbook. daftar textbook yang udah saya dapetin jawaban manualnya adalah :
1. electromagnetics penulisnya hayt
2. Electric Machines
penulisnya fitzgerald
3. Applied mathematics
penulisnya Erwin kreyszig
so, buat yang butuh jawabannya aku punya lhooo....
kalo yang mau nyari juga silakan, search aja di google, jangan lupa salah sayu keywordnya adalah free, alias gratisan...he...he...he...
ayo...ayo...mulailah bekerja cerdas bukan bekerja keras !!! (apaaa siiich...)

Wednesday, April 11, 2007

Membangun Integritas dan Kemandirian sebagai Kunci Kekuatan Diplomasi Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri kian memanas setelah PBB memutuskan mengeluarkan resolusi no 1747 kepada Iran terkait program nuklirnya. Resolusi tersebut berisi larangan atas negara atau lembaga keuangan internasional untuk memberikan bantuannya kepada negara Iran. Indonesia, sebagai anggota tidak tetap DK PBB, turut memberikan suara persetujuannya terhadap resolusi yang dijatuhkan kepada Iran tersebut. Tentu saja keputusan tidak populer ini menjadikan pemerintah kembali menjadi sasaran kritik akibat kebijakannya yang terkesan mengekor pada kemauan Amerika Serikat selaku penggagas resolusi tersebut.

Keputusan untuk setuju terhadap resolusi DK PBB tersebut menyisakan keprihatinan terhadap kebijakan politik luar negeri Indonesia yang dependent dan tidak memiliki integritas. Ketergatungan Indonesia terhadap Amerika Serikat tak bisa ditutup – tutupi lagi. Bahkan efeknya sedemikian kuat, hingga saat Pemerintah menyatakan dukungannya terhadap program nuklir Iran saat kedatangan Mahmoud Ahmadinejad ke Indonesia ditanggapi dingin oleh Amerika. Amerika terkesan monggo-monggo saja dengan kebijakan tersebut, namun pada akhirnya Indonesia sendiri malah menjilat ludah sendiri dengan mendukung resolusi yang diajukan Amerika tersebut. Tentunya selain menunjukkan dependensi terhadap amerika, juga menampilkan sikap inkonsistensi Indonesia dalam diplomasi luar negeri.

Tentunya sikap tersebut malah akan mengecilkan peran strategis Indonesia dalam percaturan politik global. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia harusnya memiliki bargaining position dalam memainkan pengaruh dalam diplomasi luar negeri. Pun juga sebagai negara demokratis yang telah mampu melakukan transisi demokrasinya secara sukses. Belum lagi keanggotaannya dalam Gerakan Non Blok yang diharapkan mampu menaikkan kekuatan diplomasi Indonesia.

Peran lebih karena merupakan negara muslim terbesar harus diperhatikan secara serius, karena disinilah letak strategisnya kekuatan diplomasi Indonesia. Indonesia harus mampu bermain cantik dalam percaturan politik global dengan memaksimalkan predikat negara muslim terbesar ini Jangan sampai Indonesia membuat blunder dengan bersikap ekstrem terhadap salah satu pihak yang berujung pada permusuhan dengan pihak lainnya. Perlu agenda diplomasi global yang bernafaskan semangat egaliter, penuh perdamaian, dan berasaskan keadilan. Agenda ini bukan berpihak pada kepentingan negara Barat maupun timur, tapi memihak pada kepentingan keadilan. Karena agenda ini akan menjadikan Indonesia mampu diterima oleh semua pihak yang pada akhirnya bisa menunjukkan cahaya islam yang rahmatan lil alamin. Namun, semuanya belum akan berjalan secara maksimal akibat kurangnya integritas Indonesia dalam bersikap yang dilatarbelakangi oleh belum mandirinya kita sebagai sebuah bangsa.

Membangun kemandirian

Tidak bisa dipungkiri, kemandirian menjadi salah satu kunci tumbuh besarnya sebuah bangsa menjadi bangsa yang disegani. Garis politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif secara tidak langsung menuntut kemandirian bangsa. Bagaimana mungkin garis politik tersebut bisa terimplementasi bila pengaruh asing masih berhembus kuat disetiap kebijakan luar negeri bangsa ini ?

Perlu disadari pula oleh bangsa ini bahwasanya membangun kemandirian bangsa bukan berarti mengusahakannya sendiri. Karena setiap bangsa, seperti halnya manusia, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Hanya karena ada sinergi dengan bangsa lain, maka suatu bangsa jadi sempurna.

Yang perlu bangsa ini lakukan adalah membangun sinergi dengan negara – negara yang memiliki persamaan baik dalam segi nasib, religi, maupun kepentingan. Amat musykil menjalin hubungan dengan negara maju yang hanya menginginkan keuntungan sesaat dalam kerja sama luar negeri. Maka dari itu, Indonesia harus memfokuskan kerjasama luar negerinya dengan negara berkembang lainnya. Diharapkan poros kerjasama Indonesia ini selain menunjang pembangunan dalam negeri juga akan menaikkan bobot diplomasi Indonesia seperti halnya yang terjadi saat Indonesia memprakarsai konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok.

Kemandirian yang harus dibangun adalah dalam aspek ekonomi dan teknologi. Kedua aspek ini adalah bagian fundamental yang menjadi faktor determinan besar kecilnya pengaruh asing terhadap kebijakan negara baik dalam maupun luar negeri. Sehingga negara yang berpotensi menunjang hal ini adalah Cina, dan India. Kedua negara ini telah mampu menunjukkan perubahan yang signifikan dalam membangun bangsanya menjadi bangsa besar yang disegani. Apalagi Cina yang tengah membangun hegemoni di kawasan Asia Tenggara. Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagai sebuah peluang transfer teknologi ke dalam negeri.

Membangun Integritas

Integritas inilah yang tengah hilang dari karakter bangsa ini. Bagaimana mungkin keputusan mendukung program nuklir Iran dalam rangka tujuan damai berubah menjadi kebijakan mendukung resolusi PBB yang notabene rancangan Amerika? Hal ini tentu saja memunculkan keprihatinan tersendiri terhadap mentalitas kita sebagai sebuah bangsa yang tidak memiliki keteguhan dalam meyakini sesuatu yang kita yakini kebenarannya.

Integritas sebuah bangsa amat dipengaruhi mentalitas para pemimpinnya. Bagaimana mungkin pemimpin yang oportunis mampu menunjukkan integritas dalam bertindak. Pun juga pemimpin yang gamang, sebab ia akan terjebak oleh keraguan dirinya sendiri. yang kita perlukan adalah seorang pemimpin layaknya Soekarno yang berani berkata “Go ti Hell with your aid”,saat amerika menawarkan jerat “bantuan” utang, sebab beliau sadar efek ketergantungan yang akan ditimbulkannya. Pun juga pemimpin seperti Ahmadinejad yang berani memperjuangkan hak bangsanya untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Integritas keduanya layak diapresiasi lebih sebab berdasar pada niatan tulus membangun bangsanya.

Maka dari itu, pemimpin yang Indonesia butuhkan adalah pemimpin yang setiap kebijakannya menampilkan kekuatan integritasnya yang berorientasi pada kepentingan rakyat. Termasuk dalam menentukan kebijakan luar negerinya. Jangan sampai kepentingan dan pendapat rakyat terabaikan dalam diplomasi luar negeri Indonesia.

Wednesday, April 04, 2007

Aku bukanlah putra bapakku
Aku adalah putra kehidupan yang mendamba hidupku sendiri
Aku datang melalui bapakku tapi tidak dari bapakku
dan sungguhpun bersamamu, aku sejatinya bukan milikmu..bapakku

Engkau dapat memberi kasih sayangmu, tapi tidak pendirianmu
Sebab aku punya pendirian sendiri
Engkau bisa memberi tempat pijakan bagi ragaku
tapi tidak jiwaku
Lantaran jiwaku ada di masa datang yang tak bisa engkau capai walau dalam mimpi sekalipun
Engkau boleh mengikuti alamku, tapi aku tidak akan mengikuti alammu
SEBAB HIDUP TIDAK SURUT KEBELAKANG, TIDAK TERTAMBAT DI MASA LALU

Bapakku....Engkau adalah busur dari anak panah kehidupan anakmu yang mampu melesatkannya ke masa depan.....