hatiku sedikit gamang, bagaimana tidak, kala fikiran saya benar - benar memaki - maki ujian nasional yang penuh dengan kecurangan, namun sebuah fakta ironis terjadi. saudara saya menjadi bagian dari kecurangan tersebut.
aku : gimana uan nya? bisa ga? orang ga pernah belajar mah kagak bakal bisa..
dia : sante aja, ada tim suksesnya!!
aku : maksudnya ?
dia : tinggal sms aja gurunya, ntar dikasih. tapi sialan tuh tpi. kan ada yang namanya tim pengawas independen dari tpi. nah temen aku ada yang keliatan lagi main - mainin hp pas ujian. kan hp harus dimatiin pas ujian. dia disorot pake kamera
aku diam, aku hanyut dalam distorsi idealisme dan realitas. aku tahu bahwa aku memang tak pernah mengalami keadaan seperti ini. keadaan orang - orang yang takut tidak lulus saat ujian nasional. but, my close relative was a part of broken system.
hari itu benar - benar menjadi pembelajaran bagiku. kita ga bisa selamanya fokus pada sistem. sistem yang mengatur orang banyak. yang harus menjadi fokus adalah orang - orangnya. sebagus apapun sistem, bagi orang yang memiliki kesempatan apalagi kekuasaan, akan sangat mudah tidak mematuhinya. jika orang yang menjadi fokus, niscaya interpersonal relationship harus manjdi tonggaknya. dimulai dari lingkungan terkecil menuju negara.
dan saya harus mulai melihat lebih banyak ke aspek manusia, daripada ke aspek sistem. hal ini semakin kuat kala saya membaca berita tentang mengamuknya germo dan mucikari saritem serta polisi syariah di aceh yang melakukan zina. germo dan mucikari mengamuk karena saritem ditutup, tapi karena mereka punya power mereka melawan sistem. bayangkan kalo mereka bisa mendapat pekerjaan lain yang halal dan menyejahterakan, niscaya mereka akan meninggalkan perbuatan haram itu. begitu juga kasus polisi syariah yang berzina. hal itu menjadi sebuah kritik bagi gerakan dakwah yang langsung memperjuangkan khilafah dan sistem islam secara top down, dengan langsung merubah sistem tanpa sebuah tahapan panjang mengkondisikan umatnya terlebih dahulu. sistem islam yang sempurna akan cacat dalam segi implementasi saat akhlak umatnya hancur. bukankah yang Rasulullah itu diutus untuk menyempurnakan akhlak ? bukan untuk mendirikan khilafah ? mari kita sama - sama introspeksi diri
Monday, April 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Tahpapa Indonesia ini... btw blogmu isinya berat banget si Bib.. benar2 ingin berubah rupanya kau :)
Post a Comment