Saturday, March 24, 2007

Resensi Buku

Judul Buku : Imperium III

Penulis : Eko Laksono

Penerbit : Hikmah-Zaman Baru (PT Mizan Publika)

Tahun Terbit : 2006

Jumlah Bab : 3

Jumlah Halaman : 455

Harga Buku : Rp. 80.000,- (pas pertama kali terbit, agustus 2006)

Ringkasan Buku :

Buku ini membahas tentang bagaimana peradaban – peradaban besar dibangun. Dimulai dari peradaban Islam, dilanjutkan dengan peradaban Eropa dan Amerika, dan ditutup dengan peradaban Jepang. Masing – masing peradaban memiliki karakteristik yang berbeda. Namun, dalam dibangunnya peradaban – peradaban tersebut, bisa ditarik beberapa faktor yang menjadi inti pembangunnya. Hal tersebut adalah :

1. orang – orang yang berpikir lateral, berjiwa revolusioner, dan berkarakter pemimpin yang menjadi arsitek peradaban.

Berpikir lateral adalah kebalikan dari berpikir linier. Gampangnya, berpikir berbeda dari kebanyakan orang di sekitarnya. Orang – orang yang berpikir lateral memenuhi blantika sejarah sebagai arsitek peradaban. Peradaban Islam dibangun oleh Nabi Muhammad, yang kala sebelum menjadi rasul pun telah memiliki pemikiran yang berbeda, beliau prihatin terhadap kehidupan bangsanya kala yang lain terjebak dalam rutinitas dan jebakan kenyamanan budaya. Kemudian, mulailah Nabi Muhammad bergerak memperbaiki bangsanya, dan akhirnya gelombang revolusi itu menemui hasilnya, bangsa arab yang ‘barbar’ mampu menjadi bangsa yang hampir menguasai dunia dan menjadi pusat peradaban kedepannya. Salah satu kekuatan terbesar Nabi Muhammad adalah kemampuannya memahami pandangan, berempati, bahkan pada para pembencinya. Beliau memperbaiki dengan nilai – nilai baru yang sederhana namun mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik. Beliau pun mampu menyampaikan ide – ide besar dengan tajam tapi sederhana sehingga akan mudah dimengerti banyak orang.

Great leaders are almost always great simplifiers, who can cut through argument, debate, and doubt to offer a solution everybody can understand (Colin Powell)

Wajar bila Michael H. Hart menahbiskannya sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah sebab Nabi Muhammad memiliki kombinasi yang tak terbandingkan antara pengaruh agama dan duniawinya.

Di Eropa muncul sosok - sosok seperti Gerbert d’Aurillac, Constantine from Cartage, dan Gerard from Cremona. Mereka adalah pelopor Renaissance eropa yang memiliki pemikiran lateral, berbeda dari kebanykan orang. Mereka termasuk sedikit orang eropa yang belajar di pusat peradaban saat itu, Baghdad, untuk mempelajari segala hal, astronomi, medicine, logika, filsafat, matematika, yang kala itu dikuasai oleh orang – orang arab. Mereka bahkan dianggap memiliki ilmu hitam/ilmu sihir oleh orang eropa yang pada saat itu jangankan menulis, membaca saja mereka sulit.

Dari jepang, muncul nama – nama seperti Mori Akinori, Yukichi Fukuzawa, Shibusawa Eiichi yang kesemuanya memiliki visi besar dan revolusioner.seorang Mori Akinori nekat pergi ke Inggris untuk belajar sistem pendidikan, ekonomi, dan diplomasi pada masa kekuasaan shogun tokugawa yang apabila ketahuan oleh penguasa, hukumannya adalah hukuman mati. Yukichi fukuzawa adalah seorang arsitek pembaruan jepang. Beliau membuka mata masyarakat jepang melalui tulisan – tulisannya, dan tulisannya mampu merekonstruksi karakter bangsanya menjadi bangsa yang penuh dengan hasrat berprestasi. Sedangkan Shibusawa Eiichi adalah sosok pengusaha dengan visi kebangsaan yang besar, ingin meningkatkan ekonomi negaranya dengan meningkatkan kualitas industri dan pengusaha jepang.

2. Ilmu Pengetahuan yang dijunjung tinggi

Knowledge is power, wajar bila kalimat ini menjadi kunci kejayaan peradaban suatu bangsa. Peradaban islam jaya pada masa kekhalifahan Abbasiyah salah satu faktornya adalah dihargainya ilmu pengetahuan. Dikalangan pemimpinnya, kecintaan mereka pada pengetahuan sungguh luar biasa. Harun Al Rasyid, beliau pada masa remaja telah menyerap ilmu pengetahuan seperti Hadits, Fiqih, Filsafat Plato dan Aristoteles. Bahkan beliau gemar mengundang ilmuwan terkemuka ke istananya dan belajar. Kemudian ilmuwan tersebut diberi perpustakaan untuk mengembangkan keilmuannya. Masyarakatnya pun amat gemar membaca. Hampir di setiap sudut kota ada perpustakaan, bahkan ada satu gang yang khusus menjadi blok perpustakaan – perpustakaan.

Begitu pula di eropa, renaissance dipelopori oleh golongan terpelajar yang belajar di Baghdad, pusat peradaban saat itu. Kemudian mereka kembali ke kampung halamannya untuk menyebarkan ilmunya. Kejayaan eropa dimulai saat Guttenberg menemukan mesin cetak sehingga sontak Eropa di banjiri oleh buku – buku dan membaca kemudian menjadi kegemaran masyarakatnya.

Sedangkan orang jepang sungguh luar biasa pula dalam menuntut ilmu. Mereka mengirimkan orang – orang terbaik untuk belajar di pusat ilmu di eropa. Selain itu mereka pun mendatangkan ahli dari segenap penjuru dunia untuk memberikan ilmunya di jepang (kalo nonton the last samurai, pasti tau)

3. Visi Kebangsaan dan nasionalisme yang besar

Membangun bangsa, bukan cuma kerjaan orang per orang, namun perlu kerjasama dari elemen – elemen bangsa untuk bersinergi membangun peradaban bangsanya. Semua itu tak akan timbul apabila tidak ada kesadaran bahwa sebenarnya ada yang salah dengan bangsanya. Dan kesadaran itu tidak akan berbuah perubahan bila tidak ada kesejalanan dan kesamaan derap langkah orang – orang yang memiliki kesadaran tersebut. Mengapa muncul para pemimpin besar seperti Nabi Muhammad, Umar Bin Khaththab, Sholahuddin al Ayyubi ?. Di eropa muncul sosok Lionheart Richard, Charlemagne, Napoleon Bonaparte, Adolf Hitler, George Washington, Elizabeth I, Churchill, F.D Roosevelt, Abraham Lincoln, Benjamin Franklin ? mereka adalah orang – orang yang mampu menularkan mimpi – mimpinya, dan menginspirasi banyak orang, dan menggalang mereka dalam satu kesatuan derap langkah menuju perubahan. Dan perubahan yang digalang mereka didasari karena rasa cinta pada negaranya yang membuncah di dada mereka.

Maka, diakhir bagian dari resensi buku ini, izinkan saya mengutip penggalan “Indonesia Menggugat” oleh Soekarno

“…Maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu – nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya.

…Kami mencoba membangkit – bangkitkan dan membesar – besarkan kemauan rakyat akan nasib yang lebih memper-nasib manusia, menyalakan lebih banyak nafsu – nafsu di dalam kalbu rakyat. Kami berusaha menghidup – hidupkan lagi kegagahan rakyat, tenaga kemauan rakyat, energi rakyat seperti sediakala.

Energi rakyat inilah salah satu urat saraf pembentukan kekuasaan kami,-salah satu urat saraf penolak daya imperialis, tetapi terutama sekali ialah urat saraf pendorong rakyat ke depan”

Rindukah teman – teman akan sosok Soekarno, sosok Hatta, sosok Syahrir, sosok Agus Salim, sosok Natsir, sosok Roem ? apa jadinya jika mereka melihat negara besar yang mereka dirikan dan wariskan untuk kita menjadi terpuruk seperti ini ? maukah teman – teman menjadi sosok yang dirindukan seperti mereka ? maka teruslah bergerak, melajulah bersama jalan sejarah karena tidak ada seorangpun yang akan mampu menghentikan lajunya…

Sebuah perubahan besar akan menggemuruh bersamanya di bumi ini.

1 comment:

Anonymous said...

blog yang bagus,bib...
saya juga lagi ngincer buku imperium itu, nanya ke bang irfan ga pernah ada stok... :(


sepertinya bukunya bagus sekali...