PILIHANKU....
Siang ini, ku bercengkrama dengan awan tentang mimpi - mimpiku
Namamu pun tak lupa kusebut sebagai bagian dari mimpi - mimpi hidupku di masa depan
Sang awan pun tersenyum, ia pun kemudian bercerita tentang hidup dan elegi di dalamnya
sebuah hasrat memendam rindu akan lahirnya keinsyafan dan kembalinya kesadaran
nampak sang awan menyembunyikan tetes- tetes air hujan di mata kelabunya yang menerawang melihatku
sendu
Aku tahu, ada mimpi tak terucap disana
dan aku tahu, ada mimpi yang harus kulupakan disini termasuk mimi bersamamu
Malam ini, sisa - sisa ingatan percakapan dengan sang awan masih kuputar ulang dalam memoriku
mencoba mengarifi dan mencari celah siapa tahu aku bisa memasukkan kembali namamu dalam mimpi - mimpiku
hingga kusadari, semua mimpi tentangmu harus menemui akhir penghabisan
dengan tegar, kubicara pada awan yang masih menaungiku bahwa tak apa aku melepaskanmu dari bagian mimpiku
sakit memang
mencabuti akar - akar mimpi yang telah menancap keras di hatiku
namun inilah kenyataan
aku pun tak bisa menyalahkan angin yang telah meniupkan kita, aku dan awan, ke samudera kebingungan dan ketidakpastian ini
watak sang angin memang egois, tapi inilah konsekuensi logis menyerahkan nakhoda kapal kepadanya
kini
kita hendak membuat perahu sendiri
melepaskan diri dari jerat ketergantungan dengan sang angin
dan ternyata mimpiku tentangmu adalah harga yang harus di bayar untuk perahu itu
kini, hanya doaku untukmu mengalun rela disini
hiduplah di seberang mimpiku dengan kedamaian
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu *
*dari puisi hujan bulan juni nya sapardi djoko damono
Friday, October 19, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment